SDN 12 SAMUDERA
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, fenomena krisis karakter sangat memprihatinkan. Hal tersebut disebabkan perkembangan teknologi memudahkan mereka mengakses "Tren Budaya Luar " yang tanpa mereka kaji apakah sesuai dengan budaya kita atau tidak. Budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Sekolah sebagai institusi pembentukan karakter pada anak menjadi peluang bagi sekolah terutama guru sebagai pendidik dalam membangun budaya positif di sekolah. Sekolah idealnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi murid. Hal ini sejalan dengan Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu pembelajaran di sekolah harus dapat membawa murid memperoleh kebahagiaan setinggi-tingginya melalui merdeka belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan membangun budaya positif. Budaya positif di sekolah dapat dibangun dengan membentuk keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi melalui tiga langkah yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan kenyakinan. Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Dengan adanya keyakinan kelas yang disusun bersama antara guru dan murid, maka semua akan ber-upaya untuk menjalankannya.
Kepada Kepala Sekolah juga melakukan sosialisasi kepada semua warga sekolah baik guru dan siswa terkait pelaksanaan program "LISA SASISAKU" (literasi itu sangat asyik melalui satu siswa satu buku). Betapa pentingnya menumbuhkan minat baca pada siswa dan menanamkan pembiasaan Nilai - Nilai Profil Pelajar Pancasila dengan malakukan pembiasaan sebelum masuk kelas 15 menit siswa duduk didepan kelas atau ditempat yangnyaman untuk membaca buku. Hal yang kami dapatkan dalam kegiatan sasisaku adalah kolaborasi. Kami para guru SDN12 Samudera sebanyak 21 orang terus bekerja sama dan berkolaborasi untuk dapat terlaksananya kegiatan "lisa sasisaku" ini. Harapan ke depannya, kami juga dapat berkolaborasi dengan semua stakeholder sekolah untuk terus mengimplementasikan " lisa sasisaku " di SDN12 Samudera. Seluruh warga sekolah harus terus berkolaborasi dalam mewujudkan visi dan misi sebagai prakarsa perubahan dalam menguatkan karakter melalui " lisa sasisaku" dalam mencetak generasi yang berjiwa Profil Pelajar Pancasila.